“…Seorang perempuan yang bernama Marta menerima Dia di rumahnya. Perempuan itu mempunyai seorang saudara yang bernama Maria. Maria ini duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya, sedang Marta sibuk sekali melayani. Ia mendekati Yesus dan berkata: “Tuhan, tidakkah Engkau peduli, bahwa saudaraku membiarkan aku melayani seorang diri? Suruhlah dia membantu aku.”
Tetapi Tuhan menjawabnya: “Marta, Marta, engkau kuatir dan menyusahkan diri dengan banyak perkara, tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.” Lukas 10:38-42
Seekor anak kelinci salju bermain dengan gembira di luar lapangan bersalju tempat keluarganya hidup. Bulunya dan latar belakang salju yang putih membuat dia sulit terlihat oleh elang yang sering terbang di atasnya.
Suatu hari saat dia sedang bermain, tiba-tiba muncul seekor tikus kecil. Kelinci Salju itu mengajak sang tikus untuk bermain bersama. Mereka jadi berteman dan bermain di salju dekat rumah sang kelinci salju. Tikus ini kembali keesokan harinya dan esoknya lagi, dan teman baru ini bermain bersama setiap hari.
Kemudian suatu hari tikus berkata: “Hai, marilah bermain di rumahku!” Kelinci salju melihat ke sekeliling dan bertanya: “Dimana rumahmu?”
“Aku tinggal dalam sebuah rumah besar, tempat dimana manusia tinggal,” jawa tikus. “Keluargaku dan aku tinggal dalam ruang bawah tanah tempat penyimpanan batu bara. Kita dapat bermain sembunyi-sembunyian dalam batu bara dan bersenang-senang. Hayo kita pergi sekarang.”
“Aku, aku tidak tahu,”jawab kelinci salju. “Aku seharusnya tetap berada di dekat lubang rumah kami. Ibuku tidak suuka aku pergi ke tempat dimana dia tidak dapat mendengar aku.” Sambili melihat ke langit, kelinci salju melanjutkan kata-katanya, “Kamu lihat itu, ada elang disana.”
“Oh, janganlah jadi pengecut.” Jawab tikus. “Elang tidak akan dapat menangkapmu. Kita akan bermain di dalam rumah besar, dalam ruang bawah tanah! Tidak akan ada burung besar buruk yang akan melihat kamu disana.”
“Baiklah” jawab kelinci salju, “kukira hal itu tidak akan merugikan kalau hanya sekali ini saja.” “Disamping itu dia tidak ingin temannya menganggap ia begitu pengecut.
Jadi, kelinci salju dan tikus berlari-lari secepat mungkin ke ruang penyimpana baru bara, tempat keluarga tikus tinggal. Mereka memanjat, bersembunyi, bermain dan berguling-guling dalam batu bara. Ketika hari mulai gelap, kelinci salju tahu ia harus pulang. Dia mengucapkan selamat tinggal pada tikus temannya., dan berlari dari ruang batu bara secepat kaki dapat membawa badannya untuk pulang ke rumahnya.
Tinggi di angkasa seekor elang terbang memutar, mengawasi tanah di bawahnya., mencari makanan terakhir hari itu. Tiba-tiba sesuatu menarik perhatiannya. Itu adalah kelinci salju, yang bulu puthinya telah hampir menjadi hampir hitam terkena batu bara, berlari cepat melintasi salju menuju rumahnya. Elang itu menukik ke tanah, dan dalam satu sambaran kilat, menangkap kelinci salju itu dalam cakarnya dan membawanya terbang…
Sampai hari ini, keluarga kelinci salju menuturkan cerita mengenai anak kelinci salju yang mengalami akhir buruk karena membiarkan temannya membujuknya untuk membuat pilihan yang salah.
Setiap saat dalam kehidupan kita dihadapkan dengan pilihan. Belajar atau menonton? Main game atau membersihkan kamar? Pergi ke kebaktian atau pergi shopping? Chatting di internet atau chatting di dalam roh (BERDOA)!) Dst, dst…
Saudara dapat mengisi harimu dengan pilihan yang salah, pilihan egois, pilihan yang hanya membawa kegelapan, kekecewaan, serta kematian. Atau saudara dapat mengisi hari-harimu dengan pilihan tepat yang membawa engaku pada kehidupan yang kekal.
Kita mungkin tidak langsung mengetahui hal-hal baik yang akan terjadi bila kita membuat pilihan yang benar. Kita tidak apa hal-hal buruk yang mungkin terjadi bila kita membuat pilihan yang salah. Bahkan, kadang-kadang tampaknya pilihan yang benar mungkin mempunyai konsekuensi yang tidak menyenangkan, sementara pilihan yang salah tampaknya lebih mudah dan merupakan cara terbaik untuk menangani situasi. Hal itu terjadi karena kita tidak dapat melihat segala sesuatu yang terjadi, apalagi yang akan terjadi. Penglihatan ktia terbatas.
Kita melihat seperti dari lubang kunci, hanya dapat melihat lurus ke depan, sangat terbatas. Tetapi Tuhan, DIA dapat melihat seluruhnya. DIA dapat melihat segala sesuat yang sedang dan akan terjadi. DIA memberitahu kita, keadaan kita akan lebih baik dalam jangka panjang bila kita membuat pilihan yang benar.
Jadi ketika pilihan salah tampak seperti lebih menyenangkan ketimbang pilihan benar, ingatlah bahwa saudara hanya melihat lewat lubang kunci. Ketika pilihan salah tampaknya demikian mudah dan pilihan benar tampaknya sukar, ingat bahwa kita tidak dapat melihat seluruh ruangan. Keitka pilihan salah mempunyai manfaat seketika, dan pililhan benar tidak, ingat bahwa Tuhan dapat melihat segala sesuatu yang terjadi. DIA berkata keadaanmu akan mejadi lebih baik dalam jangka panjang bila kamu membuat pilihan yang benar.
Buatlah itu menjadi sasaranmu hari ini – dan setiap hari dalam kehidupanmu – untuk mengisi hari-harimu dengan pilihan yang benar dan terbaik, seperti yang dilakukan oleh Maria. Jangan seperti pilihan anak kelinci salju. Dalam kisah yang ditulis dalam Injil Lukas pasal 10 ayat 38-42, Yesus berkata bahwa Maria tela memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil daripadanya. Pilihan tepat dari Maria membawa dia pada kehidupan kekal yang tidak akan dimabil daripadanya.
“Dan inilah doaku, semoga kasihmu makin melimpah dalam pengetahuanyang benar dan dalam segala macam pengertian,sehingga kamu dapat memilih apa yang baik, supaya kamu suci dan tak bercacatmenjelang hari Kristus,penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah.” (Filipi 1:9-11)
Author – Pdt. Mindjaja Tani