Metusalah

Kadang kala saya berpikir, berapa lama kita sebagai manusia akan hidup? Siapakah manusia yang tertua? Akankah kita hidup sampai tua di dunia yang fana ini?

Menurut sejarah manusia modern, manusia yang paling tua yang pernah hidup di jaman modern ini adalah seorang ibu yang bernama Jeanne Calment dari Prancis, yang lahir pada tanggal 21 February 1875 dan meninggal pada tanggal 4 August 1997. Atau dengan kata lain, Jeanne Calment hidup selama 122 tahun.

Hal ini sesuai dengan apa yang Tuhan katakan sebelum air bah menggenangi bumi ini. Kejadian 6:3 Berfirmanlah TUHAN: “Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan 120 tahun saja.” Firman Tuhan tidak akan pernah bertentangan dengan apa yang terjadi di dalam kehidupan kita, termasuk umur manusia secara daging di dunia ini. Dan memang 120 tahun lah umur manusia di bumi ini.

Saya berpikir, “Wow, lama sekali yah.” Bayangkan saja kalau saya hidup sampai 120 tahun, apa yang dapat dikerjakan di usia yang setua itu, sudah keriput dan mungkin agak kesulitan untuk bergerak, kuping sudah menjadi tuli, dan gigi sudah hilang semua.

Tetapi sebelum itu, sebelum Kejadian 6:3, manusia hidup jauh lebih lama dari itu, Alkitab mencatat bahwa umur manusia terpanjang yang pernah ada di dalam sejarah manusia adalah Metusalah. Ia adalah manusia dengan umur terpanjang yaitu 969 tahun. (Kejadian 5:27). Ayah dari Metusalah adalah seseorang yang bernama Henokh. Henokh adalah seseorang yang begitu setia dengan Tuhan. Alkitab mencatat bahwa Henokh hidup bergaul dengan Tuhan sehingga ia tidak mengalami kematian dan langsung diangkat oleh Allah sendiri (Kejadian 5:24). Kitab Ibrani pun mencatat hal yang sama mengenai Henokh (Ibrani 11:5) yaitu “Karena iman Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya. Sebab sebelum ia terangkat, ia memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Allah.”

Dalam kitab kejadian dicatat bahwa Henokh ‘bergaul’ dengan Allah. Bergaul di sini bukan hanya berarti ‘berteman’. Dalam terjemahan bahasa Inggrisnya dipakai kata ‘Walk with God’, atau dengan kata lain, Henokh selama hidupnya selalu berjalan melangkah bersama dengan Allah. Kemanapun Tuhan melangkah, kesanalah Henok melangkah, tidak lebih cepat, tidak lebih lambat.

Karena itulah Tuhan begitu memberkati Henokh. Henokh mempunyai anak yang juga luar biasa yaitu Metusalah. Arti nama Metusalah adalah ‘Man of Dart’ atau dapat juga berarti “When he dies, it will come”. Bisa dibayangkan pada waktu ia dinamakan Metusalah oleh Henokh, dengan hikmat dari Tuhan; semua dari kenalannya, saudaranya, tetangganya, bahkan semua orang yang hidup di jaman dulu itu akan bertanya-tanya, apakah maksudnya ini. Apakah yang akan terjadi pada saat bayi ini meninggal? Sampai umur berapa bayi ini akan hidup? What will happen?

Methusalah: Man of Dart: When he dies, it will come. When he dies, the Dart will come. Sebuah tusukan akan terjadi untuk dunia ini pada saat bayi ini berhenti bernafas. Pada waktu itu, banyak sekali manusia yang hidup di dalam kepicikan dan kejahatan. Dan Tuhan pun tidak suka akan hal ini, sehingga ia memberi kesempatan kepada setiap orang yang hidup di jaman itu ‘to watch out’ melalui kelahiran dan arti dari nama Metusalah. Kesempatan untuk merubah hidup mereka dari yang jahat kepada kebenaran. Dan Tuhan memberikan mereka waktu, bahkan waktu yang sangat panjang, yaitu 969 tahun. When he dies, it will come. Pada saat anak ini meninggal, something big will happen.

Tuhan adalah Allah yang selalu memberikan kepada setiap dari kita kesempatan. Kesempatan untuk merubah hidup kita melalui pertobatan kita. Saya dapat membayangkan seluruh perhatian setiap orang tertuju ke anak ini. Pada waktu anak ini sakit, semuanya langsung waspada, pada waktu anak ini hilang, semua langsung khawatir. Mengapa mereka khawatir? Mereka khawatir kalau-kalau hal yang mengerikan akan terjadi, sebuah tusukan (dart) untuk dunia ini akan terjadi karena mereka tidak mau bertobat. Tuhan memberikan kesempatan untuk manusia yang hidup di jaman itu untuk bertobat. Tapi sayang sekali, tetap saja mereka tidak mau, walaupun telah diberi kesempatan selama 969 tahun, sebuah kurun waktu yang begitu panjang.

Sehingga tepat setelah Metusalah mati, datanglah air bah, datanglah hujan dengan magnitude yang tidak pernah dilihat sebelumnya, yang menggenangi seluruh permukaan bumi, sehingga setiap manusia yang hidup itu binasa karena kepicikan dan kebebalan mereka. Berapa lama Tuhan memberikan kesempatan
ini? 10 tahun, 20 tahun? Tidak! Tuhan memberikan 969 tahun!! I think it is long enough untuk setiap orang bisa datang berbalik dan bertobat. Tetapi begitulah seringkali manusia ini, tidak mau bertobat.

God gives us a life time to repent.

Karena itu biarlah kita tidak menyia-nyiakan
kesempatan ini. Tuhan memberikan waktu kepada kita, selama kita hidup di dunia ini, untuk bertobat, karena itu pakailah kesempatan ini. Jangan tunggu sampai kita mati karena kalau kita tidak mau bertobat dan kemudian kita mati, semuanya sudah terlambat. When we die, it will come. When we die, the dart will come.

Rencana penyelamatan Tuhan sudah tersurat sejak awal sejarah manusia, dan juga melalui Metusalah yang hidup begitu panjang sebagai tanda kasih Tuhan. Tuhan memberikan kesempatan kepada kita untuk kembali ke jalan kebenaran yang berasal dari Kristus dengan generous.

Tuhan adalah Allah yang begitu mengasihi kita, Ia tidak menghendaki kita binasa, karena itulah Ia memberikan kepada kita Yesus Kristus anakNya yang tunggal. ‘Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal’. Yohanes 3:16

Author – Sucipto Prakoso