Yehuda

Kadang kala Tuhan kita, Yesus Kristus dipanggil dengan sebutan Singa dari Yehuda. Nah, siapakah Yehuda itu?

Yehuda sebenarnya adalah salah satu anak dari Yakub. Dari Yehudalah asal dari garis keturunan Raja Daud dan garis kelahiran (secara manusia) dari Yesus Kristus. Yehuda merupakan anak laki-laki ke 4 dari Yakub, dan salah satu dari 12 bersaudara. Nama ibu Yehuda adalah Lea, salah satu dari istri Yakub. Lea merupakan istri yang diberikan oleh Laban, paman Yakub, dengan tipuan. Yakub sebenarnya lebih sayang kepada Rahel, istri kedua nya. Menarik sekali bahwa Tuhan memilih garis keturunan dari Lea, mungkin dapat dilihat sebagai tanda bahwa walaupun Yakub, suami Lea, lebih sayang kepada Rahel yang adalah adik Lea juga, Tuhan melihat dan peduli akan kesedihan Lea.

lion-of-judahYehuda mempunyai arti nama yang berarti ‘Praise the Lord’, nama yang indah sekali. Yehuda tumbuh menjadi anak yang mempunyai rasa tanggung jawab. Pada saat kejadiaan di mana saudarasaudara lainnya hendak membunuh Yusuf, adik kandung mereka sendiri karena iri hati, Yehuda mengambil tanggung jawab sebagai kakak dari Yusuf untuk melindunginya dari kematian. Pada waktu saudara-saudaranya hendak membuangnya ke dalam sebuah sumur kering, Yehuda took charge and responsibility dan menganjurkan agar sebaiknya Yusuf dijual saja sebagai pembantu/budak.

Yehuda merasa bahwa ia sebagai kakak dari Yusuf berkewajiban untuk melindungi Yusuf dari kematian. (Baca Kejadian 37:26-28) Yehuda juga take responsibility atas keluarganya. Pada saat keluarganya tertimpa musibah kelaparan, ia juga take charge dan menjadi spoke person atas nama keluarganya. Untuk lebih detail marilah kita dapat membaca ceritanya dari Kejadian 43.

Yehuda juga membela adiknya yang paling kecil, Benyamin, pada waktu Benyamin dituduh mencuri, baca Kejadian 44. Dan Yehudalah yang dipercayai oleh Yakub, ayahnya, untuk menghadap Yusuf yang pada saat itu sudah menjadi pembesar di kerajaan Mesir. Baca Kejadian 46:28.

Sehingga tidak heran kalau pada saat Yakub memberkati Yehuda, sungguh luar biasa berkat yang didapatkannya. Berkat ini dapat kita temukan dalam Kejadian 49:8-12. Yehuda adalah seperti anak singa: setelah menerkam, engkau naik ke suatu tempat yang tinggi, hai anakku; ia meniarap dan berbaring seperti singa jantan atau seperti singa betina; siapakah yang berani membangunkannya? Tongkat kerajaan tidak akan beranjak dari Yehuda ataupun lambang pemerintahan dari antara kakinya, sampai dia datang yang berhak atasnya, maka kepadanya akan takluk bangsa-bangsa…..

Berkat ini tidak pernah berkesudahan, Yehuda kemudian menjadi salah satu dari suku bangsa Yahudi. Yehuda juga menjadi nama dari kerajaan bagian selatan ketika Israel pecah menjadi 2 kerajaan. Kota Yerusalem yang adalah kota suci Tuhan, juga terletak di tanah kerajaan Yehuda dan merupakan ibukota dari kerajaan Yehuda. Suku Yehuda juga merupakan suku pertama yang disebut di dalam urutan orang-orang yang dimeteraikan oleh Allah di dalam kitab Wahyu 7:5. Dan ultimately dari Yehudalah lahir Raja terbesar dari bangsa Yahudi yaitu Raja Daud dan kemudian dari garis keturunan inilah lahir juruslamat seluruh umat manusia yaitu Yesus Kristus.

Yehuda adalah seseorang yang bertanggung jawab dan seperti arti nama dari Yehuda:  Let us be responsible and Let us Praise the Lord – Lion of Judah.

Author – Sucipto Prakoso

Noah – Salvation To The Wicked World

Pada kesempatan ini kita akan melanjutkan seri karya keselamatan dari kisah seorang tokoh yang prominen di Alkitab yaitu Nuh. 

Kita sering mendengar cerita mengenai Nuh berserta bahteranya. Kita sangat tertarik bagaimana Tuhan mengatur sepasang hewan untuk masuk kedalam bahtera dan Tuhan menyelamatkan ciptaannya melalui bahtera ini. Banyak orang sulit untuk percaya bahwa dunia ini pernah tenggelam dalam banjir dahsyat. Namun kepercayaan mengenai banjir besar tidak hanya ditemukan di tradisi Yahudi saja, justru beberapa tradisi yang bahkan lebih tua dari tradisi Yahudi pun menuliskan mengenai banjir yang besar.

Article ini akan berfokus pada kehidupan Nuh yang tertulis di kitab Kejadian pasal 6. Dari ayatnya yang ke 5, kita mengetahui bahwa manusia saat itu cenderung menuju kepada kejahatan. Karena keadaan yang parah tersebut, Alkitab menuliskan bahwa Allah menyesal. Tuhan tak pernah menyesal menciptakan manusia, namun ayat ke 6 mengambarkan bertapa sedihnya Tuhan dan hatiNya hancur melihat situasi manusia. Apakah karya keselamatan Tuhan berhenti di zaman itu? Dari sejarah kita tahu bahwa karya keselamatan Tuhan terus berlanjut melalui kehidupan Nuh.

Noah_arkPertama-tama kita perlu tahu mengapa dari antara begitu banyak orang Tuhan memilih keluarga Nuh. Ayat ke 8, Alkitab menulis bahwa Nuh mendapatkan kasih karunia, atau dalam bahasa Inggrisnya, kata yang dipakai adalah ‘favour’, ‘pleasurable’; atau hal yang membuat Tuhan kita senang. Paulus dalam surat kepada Gereja Efesus 5:10 menuliskan bahwa kita harus bisa menemukan apa yang berkenan atau menyenangkan Tuhan kita. Apa yang membuat Nuh mendapatkan kasih karunia dan membawa keselamatan kepada dunia dari kehancuran ini? Ada 3 hal yang sangat jelas dapat menyenangkan Tuhan.

Pertama, Nuh sangat mengasihi Tuhan. Di ayat 9, Alkitab mengabarkan bahwa Nuh hidup bergaul dengan Allah. Berbeda dengan orang banyak pada zaman itu yang tidak perduli lagi mengenai pergaulan dengan sang pencipta, Nuh masih melihat pergaulan atau hubungan ini sebagai sesuatu yang sangat berharga. Tuhan sangat menghargai hubungan lebih dari segala sesuatu. Beliau telah mati di kayu salib agar kita bisa memiliki kesempatan untuk bergaul dengan Dia lebih dekat. Untuk bisa menyenangkan Tuhan kita marilah kita bergaul dan menghargai hubungan kita dengan Tuhan kita.

Kedua, Tuhan kita akan disenangkan kalau kita percaya dengan Dia. Nuh percaya pada Tuhan sepenuhnya. Kitab Ibrani 11:7, mengatakan bahwa Nuh percaya dan karena imannya dia dinyatakan sebagai orang saleh. Karena tanpa iman, tak mungkin orang bisa menyenangkan Allah (Ibrani 11:6). Nuh percaya bahwa Tuhan akan melakukan apa yang Dia janjikan dan Nuh menunggu-nunggu Tuhan saat dia membangun bahtera. Bagaimana kita dapat membangun iman kita? Hal yang paling sederhana namun penting adalah dengan kita mengenal Tuhan kita. Tanpa pengenalan akan Tuhan, kita akan binasa, dan oleh pengenalan kita, kita dibawa semakin dekat dan kita semakin percaya pada Tuhan kita karena kita tahu siapa Tuhan kita.

Ketiga, kita akan dapat menyenangkan Tuhan saat kita menunjukkan ketaatan kita.  Nuh taat pada Tuhan saat dia diberi perincian tentang bahtera yang harus ia bangun (ayat 13-16), dan Nuh pun mengikuti perincian itu. Walau perintah itu terlihat seperti kebodohan, dan dapat dijamin semua tetangga Nuh bahkan orang satu desa Nuh menertawakan dia. Dia jadi bahan ejekan dalam waktu yang cukup lama. Tapi Nuh bersedia untuk kehilangan reputasi, teman, waktu, bahkan seluruh hidupnya untuk taat pada Tuhan. Apakah kita bersedia taat seperti Nuh, saat kita kehilangan semuanya untuk menemukan Tuhan dan menaati perintahNya?

Kita harus bisa belajar dari kehidupan Nuh. Karena Nuh, kemanusiaan serta dunia yang diciptakan Tuhan itu diselamatkan. Jika kita belajar dari Nuh untuk menyenangkan Tuhan dengan mengasihi, percaya dan taat pada Tuhan, kita akan dapat menyelamatkan dunia kita sekarang dari kehancuran.  Marilah kita sebagai Gereja Tuhan, bangun bahtera dan kali ini kita akan isi bahtera ini dengan sebanyak mungkin jiwa.

Author – Lukman Setiawan

Ruth and Boas

Kalau di kebudayaan barat kita mendengar Romeo & Juliet, di kebudayaan Cina Sam Pek – Eng Tay, dan di kebudayaan Indonesia kita mendengar Siti Nurbaya & Samsul Bahri (Novel “Siti Noerbaya” karangan Marah Roesli). Di karya keselamatan Tuhan kita sampai pada kehidupan Rut dan Boas yang di temukan kitab Rut.

Kebanyakan dari kisah roman yang kita temukan di kesastraan modern selalu dimulai dengan indahnya hubungan pasangan dan berakhir tragis, baik kematian Romeo dan Juliet, Sam Pek – Eng Tay diserap ke dalam kubur, dan kisah asmara Siti Nurbaya yang berakhir tragis.  Kisah Rut dan Boas justru terbalik.

Rut adalah orang Moab yang diambil menjadi menantu Naomi. Awal dari kitab Rut dimulai dengan kisah tragis, kematian suami dan diikuti dengan anak-anak dari Naomi (Rut 1:1-7). Naomi memutuskan untuk kembali ke tanah Israel dan dia melepaskan Rut dan Orpa dari tanggung jawab terhadap Naomi.  Setelah dipaksa dua kali Orpapun memutuskan untuk tinggal di Moab dan Rut tetap berkeras untuk ikut Naomi berjalan kembali ke tanah Israel. Setelah sampai di Bethlehem, kehidupan tidak mudah juga bagi dua orang janda, sampai-sampai pada Rut 1:20, Naomi berkata pada orangorang di kota itu untuk memangil dia Mara, karena dia telah mengalami kepahitan dan akan rasa pahit di hidupnya.

Naomi tidak tahu bahwa dibalik semuanya itu Tuhan bekerja merencanakan karya keselamatan melalui Rut untuk semua umat manusia. Dalam pasal 2, Boas yang merupakan sanak Naomi mulai disebut di Alkitab dan kita bisa belajar dari hubungan Boas dan Rut serta karya keselamatan Tuhan dalam semuanya ini.

Pertama, unsur kesetiaan. Kita tahu bahwa Tuhan kita adalah Tuhan yang setia.  Kasihnya tak pernah berubah dari dulu, sekarang sampai selamalamanya. Namun kita sering terpaut pada kesetiaan Tuhan saja tanpa mau belajar bahwa kita, umatNya perlu juga setia. Rut setia pada Naomi, walau keadaan sangat tidak mendukung dan hidup dia bisa berpotensi untuk menjadi janda di negara asing.  Rut tetap setia, karena pengenalannya akan Allah Israel. Rut memutuskan untuk setia terhadap Naomi, yang merupakan tugas pelayanan Rut dan Allah Naomi, Yahweh. Kita bisa belajar tentang kesetiaan dari Rut, walau suasana tidak mendukung, walau ada jalan lain yang terlihat lebih baik, kita tetap pada komitmen kita dan setia terhadap tugas pelayanan kita dan terhadap Tuhan kita.

Kedua, faktor yang keluar dalam kehidupan Rut dan Boas adalah tanggung jawab. Rut bertanggung jawab terhadap Naomi yang menarik perhatian Boas (Rut 2:11), Boas bertangung jawab untuk menjadi penangung keluarga Naomi. Jelas Boas bukan orang sembarangan. Di Rut 2:1 dikatakan Boas adalah orang kaya raya, namun dalam bahasa Ibraninya lebih jelas digambarkan bahwa Boas bukan hanya kaya tapi indah secara fisik maupun karakter.  Boas adalah the most eligible bachelor di Bethlehem. Tapi Boas memilih untuk bertanggung jawab terhadap Rut dan Naomi dalam mengikuti perintah Tuhan (Imamat 19:9-10). Boas adalah keluarga penebus (Imamat 25:25), ini mengambarkan jelas bahwa Boas mau bertangung jawab menebus dan menyelamatkan Rut dan Naomi. Gambaran yang sama kita temukan dalam diri Yesus, Yesus adalah penebus yang bertangung jawab terhadap dosa kita.  Walau sebenarnya urusan penebusan Rut dan Naomi adalah bukan tanggung jawab penuh dari Boas, namun karena kasihnya terhadap Rut dan Naomi dia bersedia untuk menjadi penangung jawab. Boas telah memilih Rut, karena mengasihi bukanlah roman seperti cerita novel. Mengasihi adalah memilih untuk mengasihi. Seperti Yesus mengasihi kita walau kita berdosa dan dia mau bertanggung jawab untuk dosa-dosa kita. Kita harus belajar untuk mengasihi dan bertangung jawab terhadap keselamatan sesama kita.

Unsur terakhir yang bisa kita pelajari dari hubungan Rut dan Boas adalah unsur harapan. Naomi sudah putus harapan, tapi Tuhan tak pernah putus harap. Ketika Naomi mendengar kebaikan Boas terhadap Rut, naomi pun bersyukur (Rut 2:20). Jelas kepahitannya terhadap hidup dan Tuhan berkurang secara perlahan-lahan. Dalam perjalanan kehidupan Kristen kita akan mengalami saat-saat yang tidak mudah, tidak bersemangat, kekecewaan, kesedian, tapi satu hal yang bisa kita belajar jangan sampai kita kehilangan harapan. Kita dengan penuh harapan harus bisa menghadapi hidup serta tantangan yang ada.

Akhir kata, hubungan Rut dan Boas lebih berarti dari cerita tragis novelnovel roman, karena hubungan mereka mengambarkan karya keselamatan Tuhan dalam hidup manusia. Kesetiaan Tuhan tak akan habis, marilah kita setia, bertanggung jawab dan berharap terus pada Tuhan.

Author – Lukman Setiawan

Jacob – From a Liar to a Prince of God

Kisah cerita dari rencana kasih Tuhan melalui Yesus Kristus salah satunya adalah datang dari keturunan dari seseorang yang bernama Yakub, silsilah manusia yang ke-23 dari keturunan Adam. Cerita Yakub merupakan sebuah cerita yang luar biasa. Bahkan lebih dari sekedar cerita karena hal yang dialami Yakub adalah kisah nyata yang memang benar-benar terjadi dan sangat relevan kepada kita semua.

Kisah Yakub ini sering kali diibaratkan dengan the art of lying atau kisah seorang ‘penipu’ sehingga membuat orang sering kali bertanya apakah Tuhan ‘setuju’ untuk kita menipu dan apakah kita boleh menipu. Bah- kan seringkali orang mengasosiasikan arti nama Yakub dengan ‘Penipu’. Sebenarnya nama Yakub berasal dari kata Yah-Ak-Obe yang berarti ‘Heel Grabber’ atau ‘Pemegang tumit’.

Rasul Paulus di dalam kitab Korintus berkata bahwa kita jangan menjadi penipu atau manipulator , bahkan juga untuk tidak bergaul dengan penipu:

1 Korintus 5:11 Tetapi yang kutuliskan kepa- da kamu ialah, supaya kamu jangan bergaul dengan orang, yang sekalipun menyebut dirinya saudara, adalah orang cabul, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu; dengan orang yang demikian janganlah kamu sekali-kali makan bersama- sama.

Sebenarnya Yakub adalah seorang yang cerdik. Tetapi memang seringkali ia menggunakan kecerdikannya itu dengan menipu. Yesus ada berkata:

Matius 10:16 Lihat, Aku mengutus kamu seperti domba ke tengah-tengah serigala, sebab itu hendaklah kamu cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati.

Kisah Yakub mengalami 3 stages atau 3 bagian:

Bagian Pertama – Penipu

Yakub adalah seseorang yang sangat menghargai berkat dari Tuhan. Sering kali kita menganggap remeh berkat dan kasih Tuhan. Yakub sangat treasure berkat dari Tuhan itu, karena itulah ia berusaha membeli hak kesulungan itu dari kakaknya Esau, dan bahkan ia berhasil ‘menyogok’ Esau dengan semangkuk sup merah dan roti. Kemudian ia pun setuju dengan ibunya Ribka untuk bersengkokol menipu ayahnya dengan berpura- pura menjadi Esau.

Memang menipu itu bukan hal yang baik, karena itulah setelah penipuan itu, Yakub harus lari dari rumahnya, hidup sendiri tanpa keluarganya, dan bahkan hidup di dalam ketakutan. Walaupun demikian, kita dapat melihat bagaimana ia sangat menghargai berkat Tuhan itu. Seringkali kita menjadi Esau yang mau dengan gampang ‘menjual’ privilege yang kita punya sebagai anak Tuhan dengan hal-hal yang lain.

Tetapi Tuhan honour Yakub karena iman yang dimilki Yakub itu. Memang Yakub telah menipu ayahnya dan ia harus mengalami kesendirian dan ketakutan karena perbuatannya itu, tetapi karena imannya dan betapa Yakub menghargai dan mengingini berkat Tuhan, Tuhan menunjukan kepada Yakub pengelihatan tangga ke surga serta assurance akan penyertaan dan penggenapan janji Tuhan (Kejadian 28: 15). Dan memang pada akhirnya Yakublah yang mendapatkan berkat Tuhan dan bukan Esau.

Bagian Kedua – Deceived

Pada saat Yakub lari ke rumah pamannya Laban akibat dari menipu ayahnya Isak, Yakub pun ditipu oleh pamannya. Pada waktu Yakub mau dinikahkan dengan gadis pilihannya yaitu Rahel, Yakub ditipu dengan diberikan kepadanya Lea oleh Laban, pamannya. Ini adalah pengalaman yang menyakitkan bagi Yakub untuk menikahi seseorang yang tidak dicintainya.

Bagian Ketiga – Man of God

Bagian ketiga adalah bagian dimana Yakub mengerti bahwa memang ia membutuhkan Tuhan, tanpa Tuhan hidupnya tidak akan pernah sufficient, tanpa Tuhan hidupnya akan selalu ada kesendirian dan ketakutan.

Pada awalnya yang dicari-cari oleh Yakub itu adalah mengejar berkat saja, tetapi akhirnya Yakub pun sadar bahwa yang perlu ia cari sebenarnya adalah Tuhan itu sendiri, karena itu pada saat ia bergumul dengan Allah, ia tidak mau melepaskan Allah lagi (Kejadian 32:22-32). Dan sejak itu namanya dirubah menjadi Israel – ‘for as a prince hast thou power with God and with men’, seorang pangeran Allah.

Hal-hal dahsyat yang dinyatakan Tuhan di dalam Yakub sangatlah luar biasa, bagaimana Tuhan memberikan banyak sekali berkat kambing domba (Tuhanlah penemu ilmu Genetika loh!! – Kejadian 31:12), serta akhirnya ia pun dapat kembali lagi bertemu dan berdamai kembali dengan saudaranya Esau.Yakub mendapatkan bimbingan, berkat yang luar biasa dari Tuhan. Dan karya keselamatan Tuhan ini terus mengalir dari hidup Yakub sampai kepada Kristus.

Biarlah kita dapat seperti Yakub yang begitu merindukan dan menginginkan Tuhan, janganlah kita menjual hak berkat yang Tuhan telah siapkan. Biarlah kita dapat seperti Yakub untuk tidak pernah mau melepaskan Tuhan dari hidup kita, no matter what. Sehingga sama seperti kepada Yakub, Tuhan pun akan dapat berkata juga kepada kita.

Kejadian 28:15 Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke manapun engkau pergi, dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujan- jikan kepadamu.”

Author – Sucipto Prakoso

Abraham

Dalam sejarah kekristenan, Abraham dikenal dengan sebutan: Bapa orang percaya. Seseorang yang dibenarkan karena imannya kepada Tuhan, justified by Faith. Apabila kita membaca sejarah cerita Abraham dalam kitab Kejadian, Abraham mengalami hidup yang sangat diberkati oleh Tuhan tetapi juga mengalami begitu banyak cobaan dan pegalaman hidup yang tidak mudah.

Abraham yang pada awalnya dikenal sebagai Abram, berasal dari tanah Ur-Kasdim, sebuah daerah di Timur Tengah, sebuah daerah di mana penduduknya memuja dewa Bulan, dewa kesia-siaan. Tetapi karena kasih Tuhan kepada manusia, melalui Abraham, Ia memanggil ciptaanNya untuk kembali kepada kasih Tuhan, sebagai rancanganNya untuk memberikan jalan keslamatan kepada umat manusia.

Karena itulah dalam Kejadian 12:1 Tuhan pertama kali memanggil Abraham untuk keluar dari tanah dimana ia hidup, untuk keluar dari ‘comfort zone’ kehidupannya dan menuju ke arah yang Tuhan telah sediakan kepada Abraham yaitu sebagai rancangan keselamatan untuk dunia ini. Tidaklah mudah untuk meninggalkan hal-hal yang sudah menjadi comfort kita, pegangan kita. Tetapi Abraham mempunyai iman, walaupun ia pada awalnya belom dapat melihatnya secara detail. Ia meninggalkan semuanya untuk mengikuti jalan dan janji Tuhan.

Pada saat Abraham dipanggil Tuhan, Tuhan memberikan 7 janji kepadanya seperti yang dicatat dalam Kejadian 12:2-3

  1. Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan
  2. Memberkati engkau serta
  3. Membuat namamu masyhur; dan
  4. Engkau akan menjadi berkat.
  5. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan
  6. Mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan
  7. Olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.”

Dan memang karena ketaatan Abraham lah, ia mendapatkan seluruh 7 janji yang Tuhan telah sediakan untuknya, bahwa

  1. Ia menjadi bangsa yang besar, dari keturunan Abraham-lah bangsa Israel terbentuk, bahkan ada sampai hari ini.
  2. Ia begitu diberkati oleh Tuhan, seluruh hidupnya diberkati oleh Tuhan dengan berkat melimpah.
  3. Namanya dikenal oleh banyak orang di muka bumi, bahkan sampai sekarang. Ia adalah tokoh yang highly regarded oleh 3 agama terbesar yang ada di muka bumi ini, yaitu agama Yahudi, agama Islam dan agama Kristen (baik Kristen maupun Katolik).
  4. Ia menjadi berkat bagi yang lain, ia menjadi berkat bagi keluarganya termasuk Lot.
  5. Orang-orang yang baik dengan Abraham pun terberkati.
  6. Orang-orang yang adalah musuh Abraham juga menjadi musuh Allah.
  7. Dan ultimately melalui garis keturunan Abrahamlah, Tuhan kita Yesus Kristus lahir sebagai manusia dan menjadi berkat bagi seluruh bumi.

Hanya karena imanlah, Abraham dibenarkan, hanya karena imanlah ia memperoleh janji Tuhan. Tetapi di dalam pengalaman hidupnya, tidaklah semulus yang dibayangkan, pencobaan-pencobaan terus datang silih berganti, dari pencobaan-pencobaan dari musuh-musuh yang ingin menyerangnya, masalah keluarga, masalah menunggu janji Tuhan mengenai keturunan dimana ia harus menunggu sampai ia berumur 100 tahun sebelum ia mendapatkan Ishak, dan banyak hal lainnya termasuk saat dimana ia harus mengorbankan anaknya sendiri.

Abraham tahu bahwa ia perlu bersabar di dalam iman agar janji Tuhan dapat terpenuhi dengan sempurna. Kita sering kali tidak dapat bersabar, tetapi biarlah pelajaran mengenai Abraham ini dapat menguatkan kita untuk terus bersabar di dalam iman kita kepada Kristus Yesus. Walaupun terkadang kita ‘nervous’ akan jalan yang Tuhan ingin kita tempuh, tetapi biarlah we let God be God, and let us be His faithful servant. Karena jalan Tuhanlah yang paling sempurna, dan ini dapat kita lihat dari perjalanan kehidupan Abraham.

Pelayanan Replique ini pun mengalami banyak tantangan, tetapi hanya dengan terus setia dan beriman kepada Tuhanlah, kita dapat mengalami ke-7 janji anak kembar yang Tuhan berikan kepada pelayanan ini. Yang perlu kita lakukan hanya untuk terus hidup setia dan beriman.

Dan untuk kehidupan pribadi kita pun, saya percaya jalannya hanya satu yaitu untuk hanya beriman kepada Tuhan saja. Dengan menyerahkan seluruh hidup kita, sama seperti Abraham, hanya kepada janji Tuhan. Ikutilah Kristus, dan hidup kita akan diubahkan dan hidup yang penuh berkat akan kita terima yaitu salvation and richness in Jesus Christ.

… Tuhan kita Yesus Kristus, bahwa Ia, yang oleh karena kamu menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, supaya kamu menjadi kaya oleh karena kemiskinan-Nya….. 

2 Korintus 8:9

Author – Sucipto Prakoso

Daud

Ketika kita mendengar kata ‘Raja Daud’, apakah yang akan terlintas di kepala kita? Kita akan membayangkan seorang raja muda yang diurapi oleh Tuhan menjadi raja atas bangsa Israel. Kemudian kita juga akan membayangkan seseorang yang walaupun bertubuh kecil tapi dapat mengalahkan Goliath, seorang jagoan bangsa musuh Israel yang tingginya hampir 3 meter. Hmmm mungkin saja Daud tidak sependek yang kita bayangkan, rasanya setiap orang kalau dihadapan Goliath yang tingginya hampir 3 meter akan serasa seperti orang kerdil.

Tetapi kalau saya mendengar kata Daud, ada hal yang terlintas di bayangan saya, yaitu mengenai lagu dan pujian dan tarian. Ada 2 lagu yang sering kali kita nyanyikan mengenai Daud, yang pertama adalah sebuah lagu yang seringkali dinyanyikan dengan irama dangdut:

‘Kalau Roh Allah ada di dalamku, kukan menari sperti Daud menari’

Kemudian juga ada sebuah lagu lagi yang diambil dari Mazmur 23, sebuah Mazmur atau sebuah pujian yang dilantunkan oleh Raja Daud sendiri. Lagu yang kita kenal dengan judul ‘Tuhan adalah gembalaku’, sebuah lagu yang saya ingat pernah diajarkan di sekolah minggu dan yang tidak dapat saya lupakan. Lagu yang mengandung arti yang begitu dalam, yang menceritakan mengenai iman dari Daud, perasaan dan apa yang dialaminya. Mari kita melihat apa saja yang ingin Daud sampaikan melalui lagu, pujian Mazmur 23 ini:

Mazmur 23:1 – Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku.

Hal pertama yang Daud sampaikan adalah iman Daud itu sendiri, bahwa kalau Tuhan menjadi gembala kita atau yang menuntun kita, kita tidak akan pernah kekurangan. Di dalam terjemahan Inggrisnya, ayat ini ditulils: The Lord is my shepherd, I shall not want. Atau kalau dapat diterjemahkan, ‘Kalau’ Tuhan adalah gembalaku, tidak ada hal lain yang aku ingini. Atau dapat juga berarti: Tidak ada hal yang kuingini selain Tuhan. Atau dengan kata lain, pada saat ‘aku’ yang aku ingini, Tuhan tidak akan dapat menjadi gembala kita.

Mazmur 23:2 – Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang;

Kemudian di dalam ayat 2, dikatakan bahwa Tuhan akan membawa kita ke padang berumput hijau dan air yang tenang. Pada saat mendengar lagu ini, kita akan dapat merasakan sebuah kedamaian, sebuah setting yang begitu tenang dan menyegarkan. Hal ini juga berbicara mengenai our needs, hal yang diperlukan oleh seekor domba adalah rumput untuk makanannya dan juga air untuk minumnya. Hal ini berbicara mengenai our core needs, kebutuhan kita yang terutama. Bahwa kebutuhan utama kita, our core needs, akan dipenuhi oleh Tuhan. Sering kali kita distracted dengan hal-hal yang ada disekitar kita, hal-hal yang seringkali bukan merupakan kebutuhan utama kita. Tetapi Tuhan kita tahu apa yang merupakan kebutuhan utama kita yaitu rumput hijau dan air yang tenang, yaitu keselamatan dan kedamaian hati dan jiwa.

Mazmur 23:3 – Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya.

Tugas seorang gembala adalah untuk menuntun domba-dombanya ke arah dan jalan yang benar. Pada saat kita membiarkan Tuhan menuntun hidup kita, kita akan dapat berjalan di jalan yang benar. Saya pernah membaca sebuah cerita mengenai seorang prajurit yang baru masuk ke militer. Tugas pertamanya adalah untuk memisahkan tumpukan kentang, untuk memisahkan antara kentang yang baik dan kentang yang tidak baik. Setelah beberapa jam berikutnya, atasannya kembali lagi untuk melihat apa yang telah dilakukan oleh prajurit baru ini. Tetapi yang dilihatnya, tidak ada satu kentang pun yang telah dipisahkan. Yang dilkakukan oleh prajurit itu hanyalah melihat satu kentang yang ditangannya. Kemudian atasannya ini pun bingung mengapa setelah beberapa jam belom ada satu kentang pun yang dipisahkan antara yang baik dan yang tidak baik. Atasan itu bertanya: “Apa masalahnya? Kamu tidak suka bekerja keras yah?” Prajurit itu pun menjawab: “Bukan pekerjaannya, tetapi keputusan kentang mana yang baik dan mana yang tidak baik itulah yang membingungkan saya.”

Memang sering kali di dalam kehidupan ini banyak hal membingungkan yang harus kita pilih, tetapi kalau Tuhan adalah gembala kita, Ia akan menuntut kita di jalan yang benar, dan itulah yang juga dialami oleh Raja Daud

Mazmur 23:4 – Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.

Bahwa di dalam kesesakan, di dalam bahaya, dan di dalam pergumulan, Tuhan akan selalu beserta dengan kita. Janji Tuhan Yesus adalah Immanuel, Tuhan yang akan selalu beserta dengan kita kalau kita mau terus setia dan ikut Tuhan senantiasa. Gada adalah alat yang digunakan oleh seorang gembala yang seperti sebuah pentungan yang dapat dipakai untuk mengusir binatang buas yang hendak memangsa domba-dombanya, dan juga tongkat yang biasanya ujungnya melengkung yang dipakai untuk menarik seekor domba kalau dombanya itu sedang ke arah yang salah. Tuhan yang maha kuasa juga mampu melindungi kita dari musuh-musuh kita dan juga dengan tongkatNya yang dipakai untuk mengajar kita, walaupun kadang kala tidak enak tapi daripada kita menjadi tersesat dan memilih jalan yang salah.

Mazmur 23:5-6 – Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.

Kemudian di akhir dari lagu Daud ini adalah bahwa pada akhirnya Tuhan akan memberkati kita secara melimpah, dan musuh kita pun akan dapat melihat bagaimana penyertaan Tuhan itu ada pada kita. Di hadapan lawan Daud, para lawannya dapat melihat urapan dari Tuhan penuh melimpah di dalam hidup Daud. Kebajikan Tuhan, dan kemurahan Tuhan akan ada terus bersama kita, seumur hidup dan sepanjang masa.

Author – Sucipto Prakoso

Metusalah

Kadang kala saya berpikir, berapa lama kita sebagai manusia akan hidup? Siapakah manusia yang tertua? Akankah kita hidup sampai tua di dunia yang fana ini?

Menurut sejarah manusia modern, manusia yang paling tua yang pernah hidup di jaman modern ini adalah seorang ibu yang bernama Jeanne Calment dari Prancis, yang lahir pada tanggal 21 February 1875 dan meninggal pada tanggal 4 August 1997. Atau dengan kata lain, Jeanne Calment hidup selama 122 tahun.

Hal ini sesuai dengan apa yang Tuhan katakan sebelum air bah menggenangi bumi ini. Kejadian 6:3 Berfirmanlah TUHAN: “Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan 120 tahun saja.” Firman Tuhan tidak akan pernah bertentangan dengan apa yang terjadi di dalam kehidupan kita, termasuk umur manusia secara daging di dunia ini. Dan memang 120 tahun lah umur manusia di bumi ini.

Saya berpikir, “Wow, lama sekali yah.” Bayangkan saja kalau saya hidup sampai 120 tahun, apa yang dapat dikerjakan di usia yang setua itu, sudah keriput dan mungkin agak kesulitan untuk bergerak, kuping sudah menjadi tuli, dan gigi sudah hilang semua.

Tetapi sebelum itu, sebelum Kejadian 6:3, manusia hidup jauh lebih lama dari itu, Alkitab mencatat bahwa umur manusia terpanjang yang pernah ada di dalam sejarah manusia adalah Metusalah. Ia adalah manusia dengan umur terpanjang yaitu 969 tahun. (Kejadian 5:27). Ayah dari Metusalah adalah seseorang yang bernama Henokh. Henokh adalah seseorang yang begitu setia dengan Tuhan. Alkitab mencatat bahwa Henokh hidup bergaul dengan Tuhan sehingga ia tidak mengalami kematian dan langsung diangkat oleh Allah sendiri (Kejadian 5:24). Kitab Ibrani pun mencatat hal yang sama mengenai Henokh (Ibrani 11:5) yaitu “Karena iman Henokh terangkat, supaya ia tidak mengalami kematian, dan ia tidak ditemukan, karena Allah telah mengangkatnya. Sebab sebelum ia terangkat, ia memperoleh kesaksian, bahwa ia berkenan kepada Allah.”

Dalam kitab kejadian dicatat bahwa Henokh ‘bergaul’ dengan Allah. Bergaul di sini bukan hanya berarti ‘berteman’. Dalam terjemahan bahasa Inggrisnya dipakai kata ‘Walk with God’, atau dengan kata lain, Henokh selama hidupnya selalu berjalan melangkah bersama dengan Allah. Kemanapun Tuhan melangkah, kesanalah Henok melangkah, tidak lebih cepat, tidak lebih lambat.

Karena itulah Tuhan begitu memberkati Henokh. Henokh mempunyai anak yang juga luar biasa yaitu Metusalah. Arti nama Metusalah adalah ‘Man of Dart’ atau dapat juga berarti “When he dies, it will come”. Bisa dibayangkan pada waktu ia dinamakan Metusalah oleh Henokh, dengan hikmat dari Tuhan; semua dari kenalannya, saudaranya, tetangganya, bahkan semua orang yang hidup di jaman dulu itu akan bertanya-tanya, apakah maksudnya ini. Apakah yang akan terjadi pada saat bayi ini meninggal? Sampai umur berapa bayi ini akan hidup? What will happen?

Methusalah: Man of Dart: When he dies, it will come. When he dies, the Dart will come. Sebuah tusukan akan terjadi untuk dunia ini pada saat bayi ini berhenti bernafas. Pada waktu itu, banyak sekali manusia yang hidup di dalam kepicikan dan kejahatan. Dan Tuhan pun tidak suka akan hal ini, sehingga ia memberi kesempatan kepada setiap orang yang hidup di jaman itu ‘to watch out’ melalui kelahiran dan arti dari nama Metusalah. Kesempatan untuk merubah hidup mereka dari yang jahat kepada kebenaran. Dan Tuhan memberikan mereka waktu, bahkan waktu yang sangat panjang, yaitu 969 tahun. When he dies, it will come. Pada saat anak ini meninggal, something big will happen.

Tuhan adalah Allah yang selalu memberikan kepada setiap dari kita kesempatan. Kesempatan untuk merubah hidup kita melalui pertobatan kita. Saya dapat membayangkan seluruh perhatian setiap orang tertuju ke anak ini. Pada waktu anak ini sakit, semuanya langsung waspada, pada waktu anak ini hilang, semua langsung khawatir. Mengapa mereka khawatir? Mereka khawatir kalau-kalau hal yang mengerikan akan terjadi, sebuah tusukan (dart) untuk dunia ini akan terjadi karena mereka tidak mau bertobat. Tuhan memberikan kesempatan untuk manusia yang hidup di jaman itu untuk bertobat. Tapi sayang sekali, tetap saja mereka tidak mau, walaupun telah diberi kesempatan selama 969 tahun, sebuah kurun waktu yang begitu panjang.

Sehingga tepat setelah Metusalah mati, datanglah air bah, datanglah hujan dengan magnitude yang tidak pernah dilihat sebelumnya, yang menggenangi seluruh permukaan bumi, sehingga setiap manusia yang hidup itu binasa karena kepicikan dan kebebalan mereka. Berapa lama Tuhan memberikan kesempatan
ini? 10 tahun, 20 tahun? Tidak! Tuhan memberikan 969 tahun!! I think it is long enough untuk setiap orang bisa datang berbalik dan bertobat. Tetapi begitulah seringkali manusia ini, tidak mau bertobat.

God gives us a life time to repent.

Karena itu biarlah kita tidak menyia-nyiakan
kesempatan ini. Tuhan memberikan waktu kepada kita, selama kita hidup di dunia ini, untuk bertobat, karena itu pakailah kesempatan ini. Jangan tunggu sampai kita mati karena kalau kita tidak mau bertobat dan kemudian kita mati, semuanya sudah terlambat. When we die, it will come. When we die, the dart will come.

Rencana penyelamatan Tuhan sudah tersurat sejak awal sejarah manusia, dan juga melalui Metusalah yang hidup begitu panjang sebagai tanda kasih Tuhan. Tuhan memberikan kesempatan kepada kita untuk kembali ke jalan kebenaran yang berasal dari Kristus dengan generous.

Tuhan adalah Allah yang begitu mengasihi kita, Ia tidak menghendaki kita binasa, karena itulah Ia memberikan kepada kita Yesus Kristus anakNya yang tunggal. ‘Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal’. Yohanes 3:16

Author – Sucipto Prakoso