Anger

Halo semua, kali ini kita akan membahas tentang “marah” dalam tubuh kita.

Saat kita marah, tubuh kita memproduksi hormon bernama cortisol. Dalam jumlah kecil, hormon ini dapat membangkitkan tenaga dalam sekejap. Namun dalam dosis yang lebih tinggi atau bahkan dalam jangka panjang, hormon ini mengakibatkan banyak masalah untuk tubuh kita.

Contoh permasalahan yang timbul adalah kadar gula darah menjadi tidak seimbang, tulang keropos, penurunan daya tahan dan kekebalan tubuh, serta melambatnya metabolisme tubuh. Marah dapat meningkatkan detak jantung sebanyak 180 per menit. Saat kita marah, pikiran kita masuk dalam “survival mode”, dengan demikian tubuh memproduksi zat yang mengentalkan darah. Hal ini dapat menimbulkan stroke atau serangan jantung jika terjadi penyumbatan pada pembuluh darah otak dan jantung.

Dari manakah asalnya kemarahan itu? Secara biologis, kemarahan berasal dari amygdala yaitu bagian dari otak kita. Orang yang lebih sabar dapat mengatasi kemarahan lebih cepat melalui ‘prefrontal cortex’ yang menenangkan amygdala mereka. Tetapi bagi kemarahan yang tidak mereda memicu terbentuknya cortisol, hormon kemarahan. Efek lain dari kemarahan adalah terganggunya kinerja otak kita. Kemarahan mengganggu komunikasi antar sel otak sehingga daya ingat dan kinerja otak melemah.

Berdasarkan hasil riset oleh para ahli di atas, kita tahu bahwa marah yang berlebihan itu merugikan bagi tubuh kita. Walaupun terkadang penyebab kemarahan kita tidak terkait dengan tubuh; marah karena diejek teman contohnya; tetapi kemarahan yang berkepanjangan sangat mengganggu tubuh kita. Dalam 1 Korintus 6:19 disebutkan bahwa tubuh kita adalah bait Roh Kudus, oleh karena itu kita harus menjaga tubuh kita. Dalam hal ini dengan tidak menyimpan rasa marah dalam waktu yang lama.

Perlu diketahui juga bahwa Tuhan itu mengerti kita dan kasihNya sangat besar. Dia tahu bahwa marah dapat merugikan tubuh kita dan daging kita sangatlah lemah untuk tidak marah. Maka dari itu, Dia merancang hormon marah (cortisol) agar tidak memberi dampak buruk secara langsung, seperti yang sudah dijelaskan di awal. Dalam Efesus 4:26 Yesus berkata agar kita tidak menyimpan kemarahan sampai terlalu lama. Akhir kata, baik bagi kita untuk tidak menyimpan kemarahan dan perlu diingat bahwa Tuhan yang menciptakan kita, Dia telah merancang semuanya baik adanya.

Author – Kristian Santosa