Diamond

Siapa yang tidak tahu dengan berlian? Atau lebih populer dalam bahasa Inggrisnya, diamond? Diamond telah memikat manusia selama beratus-ratus tahun sejak penemuannya yang diduga pertama kali di India sekitar 3000-6000 tahun yang lalu. Diamond sangat bernilai terutama karena sifat refleksi sinarnya dan juga physical hardness-nya yang melampaui jenis batu-batu permata lainnya.

Pada umumnya, diamond terkenal sebagai batu permata untuk perhiasan, tapi tahukah anda kalau diamond juga dipakai secara meluas dalam bidang industri seperti semikonduktor, microchip dan mesin potong? Ini dikarenakan sifatnya yang anti-gores dan tidak terpecahkan.

Kita ingin lihat lebih dekat lagi mengenai diamond dan mengambil beberapa hal yang bisa kita pelajari untuk kehidupan kita didalam Tuhan.

Nama diamond berasal dari bahasa Yunani kuno “αδάμας”  (adámas), yang berarti unalterable, untamed, unbreakable – selaras dengan fakta bahwa diamond adalah materi natural terkeras yang pernah ditemukan manusia sampai saat ini.

diamondPembentukan diamond secara natural memerlukan kondisi yang sangat spesifik:  tekanan yang sangat tinggi antara 4.5- 6 GPa dengan suhu ruang antara 900-1300°C. Kondisi seperti ini hanya ada didalam bumi dengan kedalaman sekitar 140 – 300km. Rough diamonds yang muncul ke permukaan bumi lalu dikumpulkan/digali dan dijual ke diamonds manufacturings yang ada.

Batu diamond yang masih kasar ini harus melalui proses yang rumit dan panjang untuk menjadi perhiasan diamond yang kita lihat di toko-toko. Pada dasarnya, ada 4 langkah dasar untuk pengasahan diamond:

  1.  Planning

Stage planning sangat penting dalam pengasahan diamond. Karena setiap batu kasar diamond memiliki ukuran, kejernihan dan warna yang berbeda, sang planner harus bisa menentukan design dan potongan terbaik yang bisa dimunculkan dari batu kasar tersebut yang mampu menonjolkan karakteristik-karakteristik yang ada.

  1. Cleaving atau sawing

Setelah sang planner member tanda dimana diamond tersebut harus dipotong, rough diamond ini akan dipotong menjadi beberapa batu diamond kecil yang proporsinya tepat untuk menjadi batu-batu dalam perhiasan.

  1. Bruting

Bruting adalah proses pembentukan sisi flat yang bulat dari permukaan atas diamond. Proses ini hanya bisa dilakukan dengan menggesek batu diamond yang ada dengan diamond yang lain, sampai akhirnya batu diamond tersebut membentuk outline yang bundar dan mulus. Hanya dengan mata diamond yang lain saja batu diamond ini bisa dipotong.

  1. Polishing

Polishing adalah stage final dari pengasahan diamond. Dalam stage ini, facet-facet dari diamond dibentuk dan hal ini yang menentukan kebrilianan dan refleksi dari diamond tersebut, dan pada akhirnya value dari batu diamond tersebut.

Ada beberapa hal menarik yang bisa kita pelajari dari pembentukan dan pengasahan diamond ini.

Pertama, diamond, yang merupakan karbon yang terkristalisasi, hanya akan terbentuk dalam kondisi suhu dan tekanan tinggi seperti diatas, dan memakan waktu yang teramat lama. Semua diamond yang ada dan diketemukan sampai saat ini merupakan bagian dari diamond yang terbentuk dari 30 juta tahun yang lalu! Bayangkan betapa lama dan kompleks proses yang ada!

Sama dengan kehidupan iman kita; terkadang dan bahkan setiap kita akan harus melalui “suhu dan tekanan yang tinggi” agar kita “terbentuk” seperti diamond tersebut.

Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil. Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari pada yang jahat.

Ibrani 5:13 – 14

Tuhan menginginkan kita untuk bertumbuh dan memiliki karakter yang terbentuk di dalam dia. Hal ini bisa kita dapatkan melalui firman-firmanNya yang harus kita terima dengan hati dan hidup yang terbuka. Kita tidak bisa memilih-milih firman mana yang mau dan tidak mau kita terima. Tanpa kita menerima sepenuhnya firman Tuhan, kita tidak akan terbentuk dengan sempurna. Biarlah kita boleh menerima “makanan keras” juga dan tidak hanya mau menerima “susu” saja.

Tuhan pun juga akan ijinkan “high pressures” or challenges to come in our life, to test our faith and mold our characters.

Because you know that the testing of your faith produces perseverance.Let perseverance finish its work so that you may be mature and complete, not lacking anything.  

James 1:3-4


These have come so that the proven genuineness of your faith—of greater worth than gold, which perishes even though refined by fire—may result in praise, glory and honor when Jesus Christ is revealed.

1 Peter1:7

Tanpa adanya pressures atau challenges dalam hidup kita, iman kita tidak akan terlatih, dan kita tidak akan bisa bertumbuh atau fully stretched out dalam kapasitas dan pengenalan kita akan Tuhan. Challenge-challenge ini pun bukanlah a once-off event in our life. “High pressure” akan datang now and then didalam hidup kita, karena selama kita masih berada di dunia, pembentukan dari Tuhan masih terus berlangsung.

Hal kedua yang bisa kita ambil adalah sama seperti rough diamond yang unik akan satu dengan yang lain akibat proses pembentukan, setiap dari kita pun unik adanya – dari hal background kita, upbringing of the family kita dsb  – itu semua membuat kita menjadi pribadi yang berbeda satu dengan lainnya. Tuhan akan pakai semua ini untuk  kebaikan kita asalkan kita mau dibentuk didalamnya, dan mengizinkan Dia men”desain” hidup kita dan mau dikikis olehNya, sama seperti diamond yang harus dikikis untuk membentuk facet-facet yang ada. As the planner knows what is best for the rough diamond to be shaped into, God knows the best plan for our life.

Sebab Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.

Yeremia 29:11

Hal terakhir yang bisa kita pelajari adalah, seperti disebut di atas, “Essentially, one diamond is used to shape the other”. Sungguh menarik fakta ini – karena tingkat kekerasan yang dimiliki, diamond hanya bisa dikikis atau dipotong dalam pergesekan dengan diamond yang lain. Dalam kehidupan kita pun, Tuhan akan memakai sesama kita dalam membentuk serta  mengikis hal-hal yang perlu dikikis dari hidup kita. Kita perlu belajar untuk bisa terbuka dalam menerima teguran/nasihat yang ada saat sesama kita menunjukkan kekurangan/kesalahan kita.

Besi menajamkan besi, orang menajamkan sesamanya.

Amsal 27:17

Akhir kata, biarlah kita boleh endure melalui proses-proses yang ada, agar kita pun benar-benar bisa menjadi apa yang Tuhan mau kita jadi, dalam karakter dan kehidupan kita. Seperti diamond yang berkilau dan “unbreakable”, biarlah kita boleh menjadi anak-anakNya yang memancarkan terang dan “unbreakable”.

Author – Gina Caswara