1 Raja-raja 19: 1-8
Di dalam dunia yang modern ini, secara tidak sadar banyak hal dikehidupan yang selalu menuntut kita. Dengan perkembangan jaman, berkembang pula tuntutan-tuntutan di dalam kehidupan kita. Baik itu sekolah, hubungan social, karir, hubungan keluarga dan juga pergerakan kerajaan Tuhan. Ketekukan dan kerja keras merupakan asset yang sangat baik, namun kita harus dapat menjaga diri. Jangan kita sampai “burn out”, sehingga kehidupan kita tak bisa menjadi saluran berkat Tuhan lagi.
Dalam kitab 1 Raja-raja 19;1-8 kita temukan kehidupan Elia yang sedang mengalami keadaan terburuk. Padahal mujizat-mujizat yang diberikan Tuhan melalui Elia sangatlah luar biasa, peristiwa Elia di sungai kerit (1 Raja-raja 17:1-6), peristiwa bersama janda di Safrat (1raja-raja 17:7), pertempuran rohani dengan nabi baal di gunung karmel (1Raja-raja 18). Ditengah luar biasanya berkat serta hadirat Tuhan di kehidupan Elia, ia mengalami keletihan rohani sehingga dia “burn out”.
Merupakan hal yang normal bagi seseorang untuk merasa letih, karena tubuh dan jiwa kita memanng bukannya tanpa batas. Kelelahan fisik kita dapat dipulihkan dengan istirahat dan makan-makanan yang sehat. Masalah yang lebih besar adalah jika kita letih secara emosi dan rohani atu “burn out”. Justru letih emosi dan rohani ini yang sering mempengaruhi keletihan fisik kita sehingga walaupun kita mempunyai fisik yang tidak letih, kita tetap merasa lesu jika kita “burn out”.
Ada beberapa hal yang dapat kita pelajari dari kitab 1Raja-raja ini untuk menanggulangi keletihan emosi dan roh.
Pertama, jangan melarikan diri dari jalan Tuhan. Jelas sekali kita pelajari dari sikap Elia di ayat 3, dia melarikan diri dari jalan yang telah diberikan Tuhan. Jangan kita jalan dijalan yang bertentangan dengan Tuhan. Jika kita berdosa, jangan pelihara dosa it uterus-menerus. Pada waktu kita berdosa, berkat rohani dari Tuhan akan terhenti. Lama kelamaan emosi kta pun akan letih dan ini akan mempengaruhi keadaan fisik kita. Kita tidak akan dapat menemukan kebahagiaan dan semangat dari hidup. Langkah ini sangat penting bagi kita, yaitu kita harus kembali dan bertobat dari pelanggaran (dosa) untuk dapat dipulihkan.
Kedua, untuk tidak mudah “burn out” kita harus belajar lebih percaya dan lebih berserah kepada Tuhan. Dalam ayat 1-3 kita temukan bahwa Elia takut dengan ancaman Izebel dan dia melarikan diri. Elia yang telah melihat kemuliaan Tuhan yang luar biasa bisa merasa takut dan dia tergeletak di padang gurun.”burn out” baik secara fisik maupun spiritual. Jika Elia tetap tinggal dan percaya pada Tuhan, dapat dipastikan dia akan melihat mujizat Tuhan lebih lanjut. Sering jika kita dihadapi masalah yang besar, kita tak ingat lagi bahwa kita punya Tuhan yang lebih besar. Kita terlalu terkonsentrasi pada masalah yang kita hadapi sampai masalah-masalah itu menguasai kita. Dalam keadaan begini tidaklah heran kalau emosi dan rohani kita menjadi letih. Jika kita percaya kepada Tuhan, kita tahu bahwa Tuhan berada di pihak kita dan Tuhan akan menunjukan mujizatNya pada kita. Fisik boleh letih tapi jika harapan kita tertuju pada Tuhan semangat kita akan terbangun. Rasa percaya kita akan DIa akan memberikan energy pada jiwa dan tubuh kita.
Ketiga, janganlah kita tertidur. Waktu kita letih, istirahat memang obat yang baik, tapi jangan sampai hati kita menjadi dingin terhadap keadaan sekitar kita. Elia tertidur walau umat Israel masih belum dibebaskan dari kuasa Izebel dan berhala baal. Merupakan hal yang normal bagi kita untuk istirahat, namun jangan sampai istirahat ini menguasai kita sampai kita tak peduli lagi dengan keadaan sekitar. Jika kita ambil istirahat dengan melakukan hobby kita, itu adalah hal yang baik., namun jangan sampai hobby tersebut membuat kita lupa akan tugas pelayanan. Justru dalam keadaan tertidur (menjauhi pelayanan) ini maka kita menajadi sasaran iblis. Istirahat yang terbaik adalah jika kita pakai waktu untuk mencari Tuhan karena Dia akan memulihkan kita.
Keempat, jangan lupa makan makanan yang disodorakan Tuhan. Tuhan tak ingin anak-anakNya dalam keadaan lesu sehingga anak-anakNya jadi bahan tertawaan iblis. Maka jika kita dalam keadaan lemah, Tuhan pasti menyiapkan roti bagi kita. Tapi seperti Elia, seringkali kita memilih untuk bersungut-sungut mengenai keadaan yang kita hadapi (ayat 4b) dan memutuskan untuk tidur dan tak berbicara pada Tuhan lagi. Namun Tuhan memang baik sekali, Dia membangunkan Elia sampai 2x dan Tuhan member dia roti. Jika kita merasa kita dalam keadaan yang paling buruk dalam hidup kita, ingatlah bahwa Tuhan tak pernah melupakan kita, dan DIa punya rencana special bagi kita. Sering Dia membangunkan kita dengan banyak cara, dari renungan kita, dari nasehat-nasehat saudara seiman kita, dan banyak cara lainnya. Jika kita dibangunkan dan diberi roti (baik itu nasehat, tegoran, firman) jangan kita menolaknya. Kita harus ambil, makan dan cerna di dalam duru kita walau kadang tegoran itu terasa pahit dan tak enak, namun itulah obat yang manjur untuk keletihan kita.
Terakhir, jangan berdiam diri namun carilah Tuhan dan raihlah pemulihan. Setelah Elia menerima roti dalam ayat 8 dia bangun dan berjalan ke Gunung Tuhan, gunung Horeb. Jika kita telah disodorkan roti yang akan member kekuatan bagi kita. Jangan stop disana, cari Tuhan terus dikehidupan kita. Elia pergi ke gunung Horeb mencari Tuhan, kita juga harus terus mengejar Tuhan. Jangan berhenti di dalam saat teduh kita sebelum kita bertemu muka dengan muka dengan Tuhan, disanalah kita raih pemulihan.
Pelayanan kita ini berada dalam decade kebangkitan yang besar. Mujizat-mujizat dan tangan Tuhan akan bekerja melalui pelayanan kita dan juga melalui kita. Oleh sebab itu penting bagi kita untuk selalu dalam kondisi prima kerena saya percaya bahwa iblis tak suka dengan keadaan ini dan dia akan selalu menyerang kita. Pakailah 5 pelajaran yang dipetik dari Elia, berhentilah dari dosa, percayalah pada Dia, jangan tidur, jangan tolak roti dari Tuhan dan carilah Tuhan maka kita akan memperoleh dan mempertahankan kesegaran rohani kita.
Author – Lukman Setiawan