Guru – Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Dalam kehidupan kita, profesi seorang guru pastinya sudah tidak asing lagi. Sejak kecil kita masuk TK, kita sudah bertemu dengan seorang guru. Seorang guru mengajar, karena itu kita ‘belajar’ daripadanya. Tentu pekerjaan sang guru sedikit banyak akan mempengaruhi masa depan anak-anak didiknya. Sedikit untuk mereka yang tidak mau belajar dari sang guru dan banyak untuk sebaliknya.

Dalam bahasa aslinya, kata ‘Guru’, berasal dari bahasa Sansekerta yang berarti seseorang yang dipandang memiliki pengetahuan yang luas, kebijakan, dan pengaruh di suatu bidang tertentu, dan menggunakan semuanya itu untuk membimbing yang lain. Menurut definisi ini, bukankah akan sangat baik jika kita mendengarkan pengajaran dan didikan sang guru?

Kalian tentunya ingat, sewaktu kecil kita diajarkan bahwa guru menyandang gelar ‘pahlawan tanpa tanda jasa’. Gelar ini sungguh memiliki makna yang dalam. Seorang guru mendidik dan menjadi contoh. Bahkan Dan Rather, seorang journalist terkenal, berkata bahwa cita-cita berawal dari seorang guru yang percaya kepada muridnya, yang kemudian mendorongnya, and membimbingnya kepada tahap selanjutnya, bahkan tidak segan-segan menghajar dengan tongkat yang disebut kebenaran.

Sayangnya memang belakangan image seorang guru dan gelar ‘pahlawan tanpa tanda jasa’ ini sudah kehilangan arti lantaran tingkah dan perilaku guru-guru yang tidak pantas. Fakta ini membuat orang kehilangan respect terhadap guru dan tidak jarang mereka memberontak dari didikan sang guru.

Namun menjadi sosok guru adalah apa yang dilakukan Tuhan kita selama Dia ada di dunia. Tuhan kita sendiri mengaku bahwa “Akulah Guru dan Tuhanmu” (Yoh 13:13) ketika Ia mengajar murid-muridNya untuk saling melayani dan memberi contoh dengan membasuh kaki mereka. Kepada Dia juga murid-muridNya datang dan belajar tentang doa dan tentang banyak hal. Bahkan dalam amanat agungNya Dia berkata untuk menjadikan semua bangsa sebagai muridNya. Dengan kata lain Dia ingin menjadi guru kita. Dia ingin kita belajar dariNya. Oleh sebab itu marilah kita mendengarkan hikmat sang Guru, mentaati pengajaranNya, dan tidak memberontak dari didikanNya.

Hai anakku, janganlah engkau menolak didikan Tuhan, dan janganlah engkau bosan akan peringatanNya. Karena Tuhan memberi ajaran kepada yang dikasihiNya seperti seorang ayah kepada anak yang disayangi.

Amsal 3 : 11 – 12

Author – Yoanes Koesno